Total Tayangan Halaman

Senin, 27 Juli 2015

Tanah Jantan Yang Melawan

Sejarah Selatpanjang,

Penderitaan Hidup di Zaman Jepang

    Pada zaman penduduk jepang di Selatpanjang dan kepulauan meranti pada umumnya, penduduk mengalami penderitaan yang di sebabkan karena kelaparan,kesulitan ekonomi,ancaman penyakit,dan serangan tumo (kutu). Tentara penduduk jepang berdalih bahwa semua penderitaan yang di alami oleh para penduduk tersebut semata-mata sebagai upaya membantu jepang dalam memenangkan perang,sekaligus mencapai kemerdekaan Indonesia

    Penduduk Selatpanjang dan sekitar nya pada waktu itu tidak lagi memakan nasi sebagai makanan pokok, melainkan sagu,ubi,dan lain-lain yang bisa untuk dimakan
    Penderitaan dan kesulitan ekonomi pada zaman jepang terjadi karena beberapa sebab yaitu:
  1. Perdagangan tidak berjalan dengan bebas,semuanya di atur oleh pemerintah pendudukan jepang
  2. Barang-barang kebutuhan pokok sangat terbatas peredarannya
  3. hasil panen rakyat diambil secara paksa oleh tentara jepang dengan dalih keperluan perang, termasuk sagu dan hasil pertanian pendudukan lainnya.
    Di sisi lain, berbagai penyakit juga turut berkembang biak dan semakin menambah penderitaan penduduk. Tumo , yang menurut kabar sengaja di tebarkan oleh tentara jepang di perkampungan sekitar Selatpanjang, menyebabkan masyarakat, terutama anak-anak menderita penyakit kudis, hingga menimbulkan tokak (kudis/luka yang bertahun-tahun belum hilang bekas nya) bahkan menyebabkan kematian.
    Kondisi ini di perparah dengan sulitnya mencari obat-obatan untuk menyembuhkan para penderita. Obat-obatan tidak di sediakan untuk para penduduk, melainkan khusus bagi tentara penduduk jepang. Untuk menyembuhkan penyakit, penduduk menggunakan obat-obatan alami dari tumbuhan, misalnya untuk mengobati luka dengan menggunakan daun kenuduk yang di haluskan dan di lumat dengan cara di kunyah.
    Penderitaan penduduk Kepulauan Meranti semakin bertambah dengan sulit nya memperoleh kain kafan ketika terjadi kematian. Kain kafan menjadi sesuatu yang langka karena peredaran barang sangat di batasi oleh pemerintah penduduk jepang. Untuk menggantikan kain kafan, penduduk biasa menggunakan tikar pandan untuk mengkafani jenazah.
Begitu sulit nya kehidupan di masa pendudukan jepang di tanah jantan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar